Manusia Sebagai Makhluk Berbudaya
Kata Pengantar
Puji dan syukur kita panjatkan
kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan karunia-Nya saya dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Manusia Sebagai Makhluk Individu dan
Makhluk Sosial”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Ilmu Sosial Dasar
Terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu, penulis menyadari bahwa selama penulisan makalah ini penulis
banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis
mengucapkan terimakasih.
Saya menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Depok, 06 November 2015
Penyusun,
Sartika Dewi Mulyani
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang ..........................................................................
1
1.2. Tujuan ......……………………………………………….…..…. 1
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Makhluk Budaya ..………..……..…………….………………...... 2
BAB III PEMBAHASAN
3.1. Manusia Sebagai Makhluk Individu …............................................
3
3.2. Hakikat Kodrat Manusia …………………......................................
4
3.3. Problematika dan Hambatan Manusia Yang Berbudaya.………….
4
BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan…...................................................................................
6
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Budaya adalah suatu cara hidup yang
berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari
generasi ke generasi. Manusia disebut sebagai makhluk yang berbudaya adalah
makhluk yang senantiasa mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan
kebahagiaan, karena yang membahagiakan hidup manusia itu hakikatnya sesuatu
yang baik, benar dan adil, maka hanya manusia yang selalu berusaha menciptakan
kebaikan, kebenaran dan keadilan sajalah yang berhak menyandang gelar manusia
berbudaya. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama
dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya
seni.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui lebih dalam hakikat manusia sebagai makhluk
berbudaya dan beradab.
2. Mengetahui perkembangan manusia sebagai makhluk yang
beradab.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Makhluk Budaya
Makhluk budaya artinya makhluk yang
berkemampuan melakukan hal-hal yang positif, menciptakan kebaikan, kebenaran,
keadilan dan bertanggung jawab. Sebagai makhluk berbudaya, manusia
mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan baik bagi dirinya
maupun bagi masyarakat demi kesempurnaan hidupnya. Manusia sebagai makhluk
berbudaya berarti manusia adalah makhluk yang memiliki kelebihan dari makhluk
lain, yaitu manusia memiliki akal yang dapat dipergunakan untuk menghasilkan
ide dan gagasan yang selalu berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Dengan
kehendaknya, manusia mengarahkan perilakunya dan dengan perasaannya manusia
dapat mencapai kebahagiaan.
2.2 Kebudayaan
Pengertian kebudayaan ditinjau dari
bahasa sansakerta “budhayah” (jamak), budhi=budi/akal. Jadi kebudayaan adalah
hasil akal manusia untuk mencapai kesempurnaan EB. Taylor mengartikan
kebudayaan sebagai keseluruhan kompleks yang didalamnya terkandung ilmu
pengetahuan serta yang didapat manusia sebagai anggota masyarakat. Atau diartikan
pula segala sesuatu yang diciptakan manusia baik materi maupun non material
melalui akal. Budaya itu tidak diwariskan secara generative (biologis) tapi
melalui belajar.
Menurut Koentjaraningrat: kebudayaan adalah keseluruhan
system gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan
masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Manusia Sebagai Makhluk Berbudaya
3.1.1. Pengertian Manusia
Secara bahasa, manusia berasal dari
kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir, berakal budi
atau makhluk yang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain). Secara istilah,
manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau
realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu. Dalam hubungannya
dengan lingkungan, manusia merupakan suatu oganisme hidup (living organism).
Terbentuknya pribadi seseorang dipengaruhi oleh lingkungan bahkan secara
ekstrim dapat dikatakan, setiap orang berasal dari satu lingkungan, baik
lingkungan vertikal (genetika, tradisi), horizontal (geografik, fisik, sosial),
maupun kesejarahan.
3.1.2. Pengertian Budaya dan Kebudayaan
Kebudayaan berasal dari kata
Sansekerta “Buddhayah “ , yang merupakan bentuk jamak dari kata “Buddhi” yang berarti budi atau akal. Dengan demikian kebudayaan
dapat diartikan sebagai “hal-hal yang bersangkutan dengan budhi atau akal”.
Daya dari budi yang berupa cipta, karsa dan rasa.
Budaya adalah suatu cara hidup yang
berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari
generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk
sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan,
dan karya seni.
Kebudayaan adalah sesuatu yang akan
memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang
terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari,
kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah
benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa
perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku,
bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang
kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
Adapun pengertian kebudayaan menurut para ahli adalah sebagai
berikut:
Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski :
mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan
oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk
pendapat itu adalah ”Cultural-Determinism”.
Herskovits : memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun
temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai
”superorganic”.
Menurut Andreas Eppink, : kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian
nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur
sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual
dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor : kebudayaan merupakan keseluruhan yang
kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang
sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi : kebudayaan
adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian
mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan
dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia,
sehingga dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan itu bersifat abstrak.
3.1.3 Manusia Sebagai Makhluk Budaya
Manusia sebagai makhluk yang berbudaya tidak
lain adalah makhluk yang senantiasa mendayagunakan akal budinya untuk
menciptakan kebahagiaan, karena yang membahagiakan hidup manusia itu hakikatnya
sesuatu yang baik, benar dan adil, maka hanya manusia yang selalu berusaha
menciptakan kebaikan, kebenaran dan keadilan sajalah yang berhak menyandang
gelar manusia berbudaya.
3.2. Hakikat Kodrat Manusia
Hakikat kodrat itu adalah :
1) sebagai
individu yang berdiri sendiri (memiliki cipta, rasa, dan karsa).
2) sebagai makhluk
sosial yang terikat kepada lingkungannya (lingkungan sosial, ekonomi, politik,
budaya dan alam), dan
3) sebagai makhluk
ciptaan Tuhan. Perbuatan-perbuatan baik manusia haruslah sejalan dan sesuai
dengan hakikat kodratinya.
Hakikat kodrati manusia tersebut
mencerminkan kelebihannya dibanding mahluk lain. Manusia adalah makhluk
berpikir yang bijaksana (homo sapiens), manusia sebagai pembuat alat karena
sadar keterbatasan inderanya sehingga memerlukan instrumen (homo faber),
manusia mampu berbicara (homo languens), manusia dapat bermasyarakat (homo
socious) dan berbudaya (homo humanis), manusia mampu mengadakan usaha (homo
economicus), serta manusia berkepercayaan dan beragama (homo religious),
sedangkan hewan memiliki daya pikir terbatas dan benda mati cenderung tidak
memliki perilaku dan tunduk pada hukum alam.
3.3. Problematika dan Hambatan Manusia Yang Berbudaya
Adapun problematika dan hambatan dai
manusia yang berbudaya , yaitu :
3.3.1. Problematika Kebudayaan
Kebudayaan mengalami dinamika seiring dengan dinamika
pergaulan hidup manusia sebagai pemilik kebudayaan, dan adanya budaya dari luar
yang teradang kita langsung menerima dan menerapkan pada diri dan kehidupan
kita tanpa berfikir panjang dengan resiko efek ke kebudayan kita sendiri. Ini
lah beberapa contoh problematika kebudayaan:
3.3.2. Hambatan budaya yang berkaitan dengan pandangan hidup
dan sistem kepercayaan.
Dalam hal ini, kebudayaan tidak dapat bergerak atau berubah
karena adanya pandangan hidup dan sistem kepercayaan yang sangat kental, karena
kuatnya kepercayaan sekelompok orang dengan kebudayaannya mengakibatkan mereka
tertutup pada dunia luar dan tidak mau menerima pemikiran-pemikiran dari luar
walaupun pemikiran yang baru ini lebih baik daripada pemikiran mereka. Sebagai
contoh dapat kita lihat bahwa orang jawa tidak mau meninggalkan kampung
halamannya atau beralih pola hidup sebagai petani. Padahal hidup mereka umumnya
miskin.
3.3.3. Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan
presepsi atau sudut pandang.
Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan presepsi dan
sudut pandang ini dapat terjadi antara masyarakat dan pelaksanaan pembangunan.
Sebagai contoh dapat kita lihat banyak masyarakat yang tidak setuju dengan
program KB yang dicanangkan pemerintah yang salah satu tujuannya untuk
mengatasi kemiskinan dan kepadatan penduduk, karena masyarakat beranggapan
bahwa banyak anak banyak rezeki.
3.3.4. Hambatan budaya yang berkaitan dengan faktor psikologi
atau kejiwaan.
Upaya untuk mentransmigrasikan penduduk dari daerah yang
terkena bencana alam sering mengalami kesulitan. Hal ini disebabkan karena
adanya kekhawatiran penduduk bahwa ditempat yang baru hidup mereka akan lebih
sengsara dibandingkan dengan hidup mereka ditempat yang lama.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Manusia Sebagai Makhluk Budaya adalah
Manusia yang diciptakan untuk menjalankan kewajiban dan tanggung jawabnya
sebagai makhluk Tuhan. Manusia harus menguasai segala sesuatu yang berhubungan
dengan kepemimpinannya di muka bumi disamping tanggung jawab dan etika moral
harus dimiliki, menciptakan nilai kebaikan, kebenaran, keadilan dan tanggung
jawab agar bermakna bagi kemanusiaan dan lingkungan sekitarnya.
Problematika kebudayaan dan peradaban
timbul akibat globalisasi diantaranya dapat dilihat dalam bidang bahasa,
kesenian, juga yang terpenting- kehidupan sosial. Akibat perkembangan teknologi
yang begitu pesat, terjadi transkultur dalam kesenian tradisional Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Definisi
Budaya- Pengertian Kebudayaan . Diakses dari
http://duniabaca.com/definisi-budaya-pengertian-kebudayaan.html
Anonim.2011. Manusia
Berbudaya . Diakses dari Anonim.2011. Makalah Problematika Peradaban .
Diakses dari
http://akuinginselalubersamamu.blogspot.com/2011/10/makalah-problematika-peradaban.html
Ika Putri Nadilla.2012. Hakekat
Manusia sebagai Makhluk Budaya . Diakses dari
http://nadillaikaputri.wordpress.com/2012/10/21/manusia-sebagai-makhluk-budaya-3/
Komentar
Posting Komentar